Gambar rumah sederhana 2 lantai
Table of Contents
Joglo Tengah\/Joglo Penanggap
Ciri-ciri:
Ciri-Ciri Rumah Tradisional
1. Bahan Bangunan:
Kayu (bambu, rotan, nipah)
Batu
Jerami
Tanah liat
2. Bentuk dan Struktur:
Rumah panggung (kaki rumah terbuat dari kayu)
Rumah beratap jerami atau atap rumbia
Bentuk rumah memanjang atau melingkar
Memiliki serambi atau beranda
3. Ornamen dan Hiasan:
Ukiran atau pahatan pada dinding, pintu, dan jendela
Lukisan motif tradisional
Tenunan kain tradisional
4. Tata Ruang:
Ruang utama (untuk menerima tamu dan berkumpul)
Kamar tidur
Dapur
Lumbung atau gudang
Kandang hewan
5. Pencahayaan dan Ventilasi:
Jendela kecil dan sempit
Ventilasi udara alami melalui celah-celah dinding atau atap
Lampu tradisional (minyak, lilin)
6. Keunikan Regional:
Variasi ciri-ciri rumah tradisional berdasarkan wilayah geografis
Contohnya:
Rumah Gadang (Sumatera Barat)
Rumah Adat Kuta (Riau)
Rumah Betang (Kalimantan Tengah)
Tongkonan (Tana Toraja)
Bentuk panggung
PANGGUNG
Rumah Melayu:
Panggung tinggi dengan tangga naik yang lebar
Dinding kayu berukir dengan atap curam dari sirap atau ijuk
Lantai terbuat dari papan kayu
Rumah Jawa:
Panggung sedang dengan tangga naik yang sempit
Dinding anyaman bambu atau gedeg dengan atap genteng
Lantai terbuat dari ubin atau papan kayu
Rumah Minangkabau:
Panggung tinggi dengan atap berbentuk gonjong yang runcing
Dinding kayu berukir dengan jendela-jendela kecil
Lantai terbuat dari papan kayu
Rumah Bugis:
Panggung sedang dengan tangga naik yang lebar
Dinding kayu atau bambu dengan atap ilalang atau rumbia
Lantai terbuat dari tanah liat atau papan kayu
Rumah Toraja:
Panggung tinggi dengan atap berbentuk rumah adat
Dinding kayu berukir dengan ukiran khas Toraja
Lantai terbuat dari papan kayu
Rumah Sasak:
Panggung rendah dengan atap dari alang-alang
Dinding anyaman bambu atau gedeg dengan jendela-jendela kecil
Lantai terbuat dari tanah liat atau papan kayu
Rumah Adat Toraja (Tongkonan)
Rumah Adat Sasak (Lumbung)
Rumah Adat Bugis (Pangkep)
Rumah Adat Karo (Siwaluh Jabu)
Rumah Adat Minangkabau (Rumah Gadang)
Tiang penyangga banyak dan berukir
Rumah Gadang
Dinding dari papan kayu
Rumah Gadang (Minangkabau): Rumah adat Minangkabau yang memiliki dinding papan kayu yang dipaku atau diikat dengan rotan.
Rumah Mojok (Betawi): Rumah adat Betawi yang memiliki dinding kayu yang dilapisi dengan papan kayu.
Rumah Limas (Palembang): Rumah adat Palembang yang memiliki dinding kayu yang disusun secara vertikal.
Rumah Joglo (Jawa Tengah): Rumah adat Jawa Tengah yang memiliki dinding papan kayu yang diukir dengan motif-motif tradisional.
Rumah Toraja (Toraja): Rumah adat Toraja yang memiliki dinding papan kayu yang dihiasi dengan ukiran-ukiran yang rumit.
Rumah Suku Dayak (Kalimantan): Rumah adat suku Dayak yang memiliki dinding papan kayu yang diukir dengan motif-motif suku Dayak.
Rumah Baileo (Papua): Rumah adat suku Dani di Papua yang memiliki dinding papan kayu yang diikat dengan rotan.
Lantai dari bambu atau kayu
Lantai Bambu
Rumah Adat Sunda, Indonesia: Rumah panggung dengan lantai dari bambu yang disebut \"susuhulan\".
Rumah Adat Toraja, Indonesia: Rumah panggung dengan lantai dari bambu yang disebut \"tongkonan\".
Rumah Adat Bugis, Indonesia: Rumah panggung dengan lantai dari bambu yang disebut \"saoraja\".
Rumah Tradisional Jepang: Rumah panggung dengan lantai dari bambu yang disebut \"tatami\".
Lantai Kayu
Rumah Adat Betawi, Indonesia: Rumah panggung dengan lantai dari kayu jati atau merbau.
Rumah Adat Jawa, Indonesia: Rumah joglo dengan lantai dari kayu jati.
Rumah Adat Bali, Indonesia: Rumah panggung dengan lantai dari kayu ulin.
Rumah Tradisional India: Rumah dengan lantai dari kayu jati, mahoni, atau rosewood.
Rumah Tradisional Tiongkok: Rumah dengan lantai dari kayu cemara, pinus, atau bambu.
contoh rumah tradisional
May 18, 2020 ... Hari Raya/Eid Mubarak/Eid al-Fitr (Iklan Raya 2021) Things to do at home while quarantine //WATCH NEXT: ○ How to Make a Fairy House using ...
Apa itu rumah tradisional?Rumah Tradisional
Rumah tradisional adalah jenis hunian yang dibangun menggunakan bahan, teknik, dan gaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi dalam suatu budaya atau wilayah tertentu. Biasanya mencerminkan tradisi, iklim, dan sumber daya yang tersedia di lokasi tersebut.
Ciri-ciri Rumah Tradisional:
Bahan Alami: Menggunakan bahan bangunan lokal seperti kayu, batu, tanah liat, atau jerami.
Konstruksi Manual: Dibangun secara manual oleh pengrajin terampil, tanpa menggunakan alat-alat modern.
Gaya Khas: Memiliki gaya arsitektur yang unik, seringkali dipengaruhi oleh kondisi lingkungan atau kepercayaan budaya.
Adaptasi Lingkungan: Dirancang untuk beradaptasi dengan iklim dan medan setempat, seperti memiliki atap miring untuk mengalirkan air hujan atau jendela kecil untuk mengurangi panas.
Fungsi Komunal: Seringkali dirancang untuk menampung banyak keluarga atau memiliki ruang komunal untuk kegiatan sosial.
Contoh Rumah Tradisional:
Rumah Joglo (Jawa Tengah, Indonesia): Rumah berbentuk persegi panjang dengan atap berbentuk pelana dan teras yang luas.
Rumah Tongkonan (Toraja, Indonesia): Rumah panggung yang terbuat dari kayu, memiliki atap berbentuk seperti tanduk kerbau.
Rumah Gadang (Minangkabau, Indonesia): Rumah panggung yang besar dan panjang, dengan atap melengkung seperti tanduk kerbau.
Rumah Hanok (Korea): Rumah berbingkai kayu dengan atap melengkung dan pemanas di bawah lantai (ondol).
Rumah Siheyuan (Cina): Rumah berbentuk persegi dengan halaman tengah yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan.
Rumah Pueblos (Amerika Serikat): Hunian multi-apartemen yang terbuat dari batu bata lumpur atau batu, dibangun di sisi tebing.
Rumah Igloo (Arktik): Hunian sementara yang dibangun dari balok-balok es, digunakan oleh masyarakat Inuit.
Rumah Chum (Alaska): Hunian semi-permanen yang terbuat dari kulit hewan yang dijahit di atas kerangka kayu.
Apa yang menjadi tujuan perancangan rumah tradisional?
Tujuan Perancangan Rumah Tradisional
Perancangan rumah tradisional memiliki beberapa tujuan umum, antara lain:
Menghargai Budaya dan Tradisi: Rumah tradisional dirancang untuk mencerminkan nilai-nilai dan cara hidup budaya dan daerah tertentu.
Mengoptimalkan Adaptasi dengan Iklim: Rumah tradisional dirancang untuk memberikan kenyamanan dan perlindungan yang optimal dalam kondisi iklim lokal.
Menggunakan Bahan Lokal: Rumah tradisional biasanya dibangun menggunakan bahan yang tersedia secara lokal, seperti kayu, batu, atau tanah liat. Hal ini membantu mengurangi biaya dan memastikan keberlanjutan.
Mempertahankan Keharmonisan dengan Lingkungan: Rumah tradisional dirancang untuk berbaur secara harmonis dengan lingkungan sekitarnya, mempertimbangkan aspek estetika dan dampak lingkungan.
Menyediakan Privasi dan Keamanan: Desain rumah tradisional sering kali mementingkan privasi dan keamanan penghuninya.
Contoh Rumah Tradisional
Ada berbagai jenis rumah tradisional di seluruh dunia, masing-masing dengan karakteristik unik yang mencerminkan budaya dan iklim lokalnya. Berikut adalah beberapa contoh:
Rumah Adat Toraja (Sulawesi Selatan, Indonesia): Rumah tradisional ini dikenal dengan bentuk atap melengkungnya yang mencolok, yang dianggap menyerupai perahu.
Rumah Panggung (Asia Tenggara): Rumah panggung dibangun di atas panggung yang ditinggikan untuk melindungi penghuninya dari banjir dan hewan liar.
Rumah Gudang (Norwegia): Rumah tradisional ini memiliki dinding kayu yang tebal dan atap datar yang ditanam dengan rumput atau gambut.
Rumah Pueblo (Amerika Serikat Barat Daya): Rumah yang terbuat dari batu bata yang tidak dibakar ini dibangun di tebing atau lereng untuk perlindungan dan isolasi.
Rumah Riad (Maroko): Rumah tradisional ini memiliki halaman dalam yang terbuka dan dikelilingi oleh kamar-kamar yang menghadap ke dalam.
Rumah Joglo (Jawa, Indonesia): Rumah tradisional ini memiliki atap yang tinggi dan lebar, serta teras yang luas di bagian depan dan belakang.
Rumah Bahay (Kalimantan, Indonesia): Rumah tradisional ini dibangun di atas panggung yang tinggi dan memiliki atap yang miring dan panjang.
Berapa jumlah rumah tradisional di Indonesia?
Tidak ada jumlah pasti rumah tradisional di Indonesia, karena jumlahnya bervariasi tergantung pada definisi yang digunakan dan penelitian yang tersedia.
Namun, diperkirakan terdapat ratusan jenis rumah tradisional di Indonesia, tersebar di berbagai daerah dan kelompok etnis. Berikut adalah beberapa contoh rumah tradisional yang terkenal:
Aceh: Rumah Krong Bade
Sumatera Barat: Rumah Gadang
Riau: Rumah Belah Bubung
Kepulauan Riau: Rumah Panggung
Jambi: Rumah Panggung
Sumatera Selatan: Rumah Limas
Bengkulu: Rumah Bubungan Lima
Lampung: Rumah Nuwo Sesat
Bangka Belitung: Rumah Panggung
Kepulauan Seribu: Rumah Joglo
Jakarta: Rumah Betawi
Jawa Barat: Rumah Joglo
Jawa Tengah: Rumah Joglo
Jawa Timur: Rumah Joglo
Yogyakarta: Rumah Joglo
Bali: Rumah Bale
Nusa Tenggara Barat: Rumah Bale
Nusa Tenggara Timur: Rumah Mbaru Niang
Kalimantan Barat: Rumah Betang
Kalimantan Tengah: Rumah Betang
Kalimantan Selatan: Rumah Banjar
Kalimantan Timur: Rumah Lamin
Kalimantan Utara: Rumah Lamin
Sulawesi Utara: Rumah Woloan
Sulawesi Tengah: Rumah Souraja
Sulawesi Selatan: Rumah Toraja
Sulawesi Tenggara: Rumah Tolaki
Sulawesi Barat: Rumah Adat Mandar
Gorontalo: Rumah Dulohupa
Maluku: Rumah Baileo
Maluku Utara: Rumah Sasadu
Papua: Rumah Honai
Papua Barat: Rumah Modaki
Bagaimana pembangunan rumah tradisional di Indonesia?
Pembangunan Rumah Tradisional Indonesia
Pembangunan rumah tradisional di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis, budaya, dan kepercayaan masyarakat setempat. Secara umum, proses pembangunan mencakup tahapan berikut:
1. Pemilihan Lokasi:
Dipilih sesuai arah mata angin, biasanya menghadap timur atau barat.
Lokasi dianggap baik jika memiliki sumber air, dekat dengan lahan pertanian, dan terhindar dari bencana alam.
2. Persiapan Bahan Bangunan:
Bahan bangunan utama: Kayu, bambu, ilalang, dan tanah liat.
Kayu didapat dari hutan sekitar, bambu dari perkebunan, dan ilalang dari padang rumput.
Tanah liat digunakan untuk campuran dinding dan lantai.
3. Pemasangan Tiang dan Dinding:
Tiang-tiang rumah dibuat dari kayu yang kuat dan tahan rayap.
Dinding dibuat dari anyaman bambu, ijuk, atau papan kayu.
Lantai terbuat dari papan kayu atau tanah liat yang dipadatkan.
4. Pembuatan Atap:
Atap biasanya terbuat dari ilalang, daun kelapa, atau genteng tanah liat.
Bentuk atap bervariasi tergantung daerah, seperti atap limasan, joglo, dan gonjong.
5. Pemasangan Pintu dan Jendela:
Pintu dan jendela terbuat dari kayu dengan ukiran-ukiran khas daerah.
Pintu dan jendela memberikan sirkulasi udara dan cahaya ke dalam rumah.
6. Dekorasi dan Penataan:
Interior dan eksterior rumah didekorasi dengan ukiran, lukisan, dan kain tradisional.
Perabotan rumah dibuat dari bahan alami seperti kayu, bambu, dan rotan.
Contoh Rumah Tradisional Indonesia:
Rumah Gadang (Minangkabau): Rumah panggung besar dengan atap berbentuk gonjong dan bertingkat-tingkat.
Rumah Joglo (Jawa): Rumah panggung dengan atap limasan dan empat tiang utama yang menopang bangunan.
Rumah Bali: Rumah dengan arsitektur yang unik, dengan atap bertingkat dan halaman lebar dikelilingi tembok.
Rumah Toraja (Sulawesi Selatan): Rumah panggung dengan atap berbentuk perahu dan dihiasi dengan ukiran khas Toraja.
Rumah Longhouse (Kalimantan): Rumah panggung yang memanjang dengan banyak kamar dan dihuni oleh beberapa keluarga.
Kata Kunci Artikel
» rumah tradisional indonesia » nama rumah tradisional » rumah adat tradisional » contoh rumah adat » contoh rumah adat di indonesia » gambar rumah adat indonesia » nama rumah di indonesia » rumah tradisional indonesia » nama rumah tradisional » rumah adat tradisional » contoh rumah adat » contoh rumah adat di indonesia » gambar rumah adat indonesia » nama rumah di indonesia » ukuran rumah adat
Post a Comment for "Gambar rumah sederhana 2 lantai"